Breaking News

Thursday 24 August 2017

UEFA Youth League 2015

UEFA Youth League 2015
Tim U19 berhasil menjadi juara Eropa di kelompok usia mereka saat memenangi UEFA Youth League di Swiss.
Di sepanjang April di Nyon, pasukan Adi Viveash menghancurkan Roma dengan skor 4-0 di semi final dan kemudian mengalahkan Shakhtar Donetsk dengan tiga gol berbanding dua di final.
Para pemain muda kita berhasil mencapai empat besar setelah memenangi lima dari enam laga grup – dengan gaya – sebelum mengalahkan Zenit St. Petersburg kemudian Atletico Madrid dalam fase gugur.
Dalam fase grup yang dihuni oleh tim-tim yang mirip dengan fase grup tim utama Chelsea, kompetisi dimulai dari kandang Schalke pada pertengahan September, lagi-lagi dengan gaya. Tim yang pernah mengalahkan kita di perempat final musim sebelumnya berhasil kita kalahkan dengan skor 4-1 di Cobham, dengan dua gol dari kapten Izzy Brown dan masing-masing satu gol dari Dominic Solanke dan Ola Aina.
Keran gol kembali mengalir di laga selanjutnya, ketika Sporting Lisbon kita remukkan 5-0 di ibukota Portugal, lalu menang di kandang (2-0) dan tandang (7-0) ketika melawan Maribor.
Kekalahan dari Schalke di Jerman membuat the Blues harus memenangi laga terakhir mereka, di kandang Sporting, untuk memastikan tempat di 16 besar. Dan Chelsea berhasil menyarangkan enam gol ke gawang tim tamu, lewat hattrik Solanke dan sepasang gol Jeremie Boga. Kita berhasil membalas kekalahan empat gol di fase grup.
Zenit unggul lebih dulu di Aldershot di babak gugur, namun the Blues menjawabnya dengan mengagumkan, dengan tekad kuat yang telah menjadi ciri khas tim Akademi kita.
Kemudian Solanke berhasil menyamakan kedudukan dan setelah turun minum gelandang Kasey Palmer dan Charlie Colkett memastikan kemenangan kita dari tim asal Rusia itu.
Atletico memberikan tantangan selanjutnya di Cobham di babak delapan besar setelah mengalahkan Arsenal di babak sebelummya. Sebuah gol di menit akhir di masing-masing babak – dari Brown dan Solanke – memastikan kemenangan 2-0 kita. Penampilan mereka di semi final di tempat netral di Swiss lebih hebat lagi.
Roma menunjukkan kebolehan mereka dengan mengalahkan Manchester City di ibukota Italia di perempat final, namun pasukan Viveash menghancurkan mereka setelah menguasai jalannya babak kedua. Setelah bermain tanpa gol di babak pertama, the Blues tiga kali merobek gawang lawan dalam waktu sembilan menit – lewat usaha Colkett dan Solanke (dua gol) – setelah turun minum. Tammy Abraham sukses mengonversi peluang dari jarak dekat dan mencetak gol di akhir laga.
Tujuh puluh dua jam kemudian, kita kembali beraksi di markas besar UEFA untuk dianugerahi mahkota juara UEFA Youth League yang kedua.
The Blues berhasil unggul lebih dulu lewat gol jarak dekat Brown, meski Shakhtar berhasil menyamakan kedudukan setengah jam kemudian setelah Andreas Christensen membelokkan umpan silang Denys Arendaruk ke gawangnya sendiri.
Chelsea mempercepat tempo permainan di awal babak kedua dan sukses merobek gawang lawan dua kali dalam waktu 10 menit pertama. Top skor turnamen itu, Dominic Solanke, berhasil memanfaatkan umpan silang Jeremie Boga (gol ke 12-nya di turnamen itu), sebelum kapten Brown mencetak gol keduanya atau gol ketiga kita lewat penyelesaian super dengan kaki kiri dari jarak 20 yard.
Di 30 menit akhir kedua tim saling bertukar serangan, dan meski Shakhtar berhasil mencetak gol di waktu tambahan, Viveash dan pasukannya layak mendapatkan trofi kemenangan ini.UEFA Youth League: 2015
Tim U19 berhasil menjadi juara Eropa di kelompok usia mereka saat memenangi UEFA Youth League di Swiss.
Di sepanjang April di Nyon, pasukan Adi Viveash menghancurkan Roma dengan skor 4-0 di semi final dan kemudian mengalahkan Shakhtar Donetsk dengan tiga gol berbanding dua di final.
Para pemain muda kita berhasil mencapai empat besar setelah memenangi lima dari enam laga grup – dengan gaya – sebelum mengalahkan Zenit St. Petersburg kemudian Atletico Madrid dalam fase gugur.
Dalam fase grup yang dihuni oleh tim-tim yang mirip dengan fase grup tim utama Chelsea, kompetisi dimulai dari kandang Schalke pada pertengahan September, lagi-lagi dengan gaya. Tim yang pernah mengalahkan kita di perempat final musim sebelumnya berhasil kita kalahkan dengan skor 4-1 di Cobham, dengan dua gol dari kapten Izzy Brown dan masing-masing satu gol dari Dominic Solanke dan Ola Aina.
Keran gol kembali mengalir di laga selanjutnya, ketika Sporting Lisbon kita remukkan 5-0 di ibukota Portugal, lalu menang di kandang (2-0) dan tandang (7-0) ketika melawan Maribor.
Kekalahan dari Schalke di Jerman membuat the Blues harus memenangi laga terakhir mereka, di kandang Sporting, untuk memastikan tempat di 16 besar. Dan Chelsea berhasil menyarangkan enam gol ke gawang tim tamu, lewat hattrik Solanke dan sepasang gol Jeremie Boga. Kita berhasil membalas kekalahan empat gol di fase grup.
Zenit unggul lebih dulu di Aldershot di babak gugur, namun the Blues menjawabnya dengan mengagumkan, dengan tekad kuat yang telah menjadi ciri khas tim Akademi kita.
Kemudian Solanke berhasil menyamakan kedudukan dan setelah turun minum gelandang Kasey Palmer dan Charlie Colkett memastikan kemenangan kita dari tim asal Rusia itu.
Atletico memberikan tantangan selanjutnya di Cobham di babak delapan besar setelah mengalahkan Arsenal di babak sebelummya. Sebuah gol di menit akhir di masing-masing babak – dari Brown dan Solanke – memastikan kemenangan 2-0 kita. Penampilan mereka di semi final di tempat netral di Swiss lebih hebat lagi.
Roma menunjukkan kebolehan mereka dengan mengalahkan Manchester City di ibukota Italia di perempat final, namun pasukan Viveash menghancurkan mereka setelah menguasai jalannya babak kedua. Setelah bermain tanpa gol di babak pertama, the Blues tiga kali merobek gawang lawan dalam waktu sembilan menit – lewat usaha Colkett dan Solanke (dua gol) – setelah turun minum. Tammy Abraham sukses mengonversi peluang dari jarak dekat dan mencetak gol di akhir laga.
Tujuh puluh dua jam kemudian, kita kembali beraksi di markas besar UEFA untuk dianugerahi mahkota juara UEFA Youth League yang kedua.
The Blues berhasil unggul lebih dulu lewat gol jarak dekat Brown, meski Shakhtar berhasil menyamakan kedudukan setengah jam kemudian setelah Andreas Christensen membelokkan umpan silang Denys Arendaruk ke gawangnya sendiri.
Chelsea mempercepat tempo permainan di awal babak kedua dan sukses merobek gawang lawan dua kali dalam waktu 10 menit pertama. Top skor turnamen itu, Dominic Solanke, berhasil memanfaatkan umpan silang Jeremie Boga (gol ke 12-nya di turnamen itu), sebelum kapten Brown mencetak gol keduanya atau gol ketiga kita lewat penyelesaian super dengan kaki kiri dari jarak 20 yard.
Di 30 menit akhir kedua tim saling bertukar serangan, dan meski Shakhtar berhasil mencetak gol di waktu tambahan, Viveash dan pasukannya layak mendapatkan trofi kemenangan ini.

No comments:

Post a Comment

Designed By VungTauZ.Com